KABARREPUBLIK.ID — Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Antiteror bersama Subdit IV Kamneg Intelkam Polda Gorontalo menggelar sosialisasi mengenai bahaya intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) di SMAN 2 Kota Gorontalo pada Rabu (19/11/2025).
Menanggapi kegiatan itu, Kepala SMAN 2 Kota Gorontalo menyatakan dukungannya terhadap kegiatan tersebut.
“Pembinaan ini penting agar siswa memahami ancaman ideologi yang dapat merusak karakter bangsa”, ujarnya.
Dalam penyampaian materi, tim menjelaskan karakter paham IRET beserta contoh kasus di dalam dan luar negeri. Salah satu narasumber menegaskan bahwa paham ekstrem biasanya berkembang dari sikap yang tampak sederhana.
“Intoleransi, radikalisme, dan terorisme berawal dari ketidakmauan menghargai perbedaan hingga penolakan terhadap simbol negara”, jelasnya.
Tim juga memaparkan ciri pelajar yang mulai terpengaruh, seperti enggan menyanyikan Indonesia Raya dan menolak hormat bendera.
“Sikap enggan menyanyikan Indonesia Raya, menolak hormat bendera adalah indikasi yang harus segera diperhatikan karena mulai menunjukkan adanya penyimpangan pemahaman”, jelas pemateri.
Menutup kegiatan tersebut, Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Antiteror mengingatkan kembali pentingnya empat pilar kebangsaan.
“Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harus menjadi pegangan utama siswa”, tegasnya.
Kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan dukungan jajaran guru serta personel yang hadir, di antaranya IPDA Teguh Pribadi S.E., Brigpol Rian Rinaldi S. Dama S.Kom., M.H., Briptu Sebrianto, Briptu Yusuf Ibrahim, Briptu Satrio Diwantoro Putra, dan Bripda Moh. Gifan Sanjaya.














