Serangan Brutal Rusia Guncang Ukraina, Ibu dan Bayinya Jadi Korban!
Serangan rudal dan drone Rusia yang membabi-buta menghantam berbagai wilayah Ukraina telah menimbulkan keprihatinan global. Serangan ini bukan hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur yang meluas, tetapi juga menelan korban jiwa, termasuk seorang ibu dan bayinya yang berusia tiga bulan. Dunia internasional mengecam keras aksi brutal Moskow ini.
Lebih dari 800 serangan diluncurkan Rusia antara Sabtu dan Minggu, menurut laporan militer Ukraina. Meskipun sebagian besar berhasil dihentikan pertahanan udara, sembilan rudal dan 54 drone tetap menembus pertahanan dan menghantam berbagai target, mulai dari permukiman warga hingga fasilitas industri dan logistik. Akibatnya, sedikitnya empat orang tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
“Ledakan menghantam begitu dekat, kaca jendela hancur berantakan. Kami hanya sempat berlari ke kamar mandi untuk berlindung,” ungkap Olha, warga Kyiv yang menjadi saksi serangan. Kisah pilu ini merepresentasikan penderitaan yang dialami banyak warga sipil Ukraina akibat agresi Rusia.
Di Kyiv, gedung kabinet pemerintahan menjadi sasaran serangan, mengalami kerusakan serius di bagian atap dan lantai atas. Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengonfirmasi kebakaran di gedung tersebut, diduga dipicu oleh puing-puing drone yang ditembak jatuh. Serangan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar.
“Bangunan bisa diperbaiki, tapi nyawa yang hilang tidak akan kembali,” ujar Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, menekankan betapa besarnya kehilangan yang dialami Ukraina. Ia mendesak komunitas internasional untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia, khususnya di sektor minyak dan gas.
Di luar Kyiv, serangan juga menghantam beberapa kota lainnya. Zaporizhzhia mencatat 17 orang terluka akibat serangan drone. Dnipro dan Kryvyi Rih mengalami kerusakan berat pada infrastruktur, rumah tinggal, dan bangunan usaha. Kremenchuk dan Odesa juga menjadi target serangan. Di Sviatoshynskyi dan Darnytskyi, sejumlah apartemen, gudang, dan kendaraan pribadi terbakar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kesediaannya untuk berdialog langsung dengan Presiden Vladimir Putin untuk mencari jalan damai. Namun, Zelenskyy juga meminta Presiden AS Donald Trump untuk memperketat sanksi terhadap Rusia. Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan pembunuhan tanpa pandang bulu. Dukungan serupa disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Di tengah tragedi ini, jumlah korban luka di Kyiv mencapai 17 orang, tujuh di antaranya harus dirawat di rumah sakit. Kerusakan yang diakibatkan serangan ini sangat besar dan dampaknya dirasakan oleh banyak warga. Serangan ini sekali lagi menegaskan kekejaman konflik di Ukraina dan perlunya solusi damai segera.