KABARREPUBLIK.ID — Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, membuka secara resmi Musyawarah Daerah VI Partai Golkar Kabupaten Boalemo Masa Bhakti 2025-2030.
Dalam sambutannya, Idah menyampaikan gagasan penting mengenai arah penguatan Partai Golkar yang ia rumuskan dalam konsep ‘Tiga Wajah Partai Politik’.
Di hadapan seluruh kader dan tamu undangan, Idah menegaskan bahwa partai politik memiliki tiga wajah eksistensial dalam menjalankan aktivitasnya, yakni wajah kekuasaan, wajah basis sosial dan wajah internal organisasi.
“Sebagai pemimpin baru Partai Golkar di tingkat provinsi, saya mencoba memikirkan sebuah rumusan penguatan partai ini ke dalam tiga konteks posisi eksistensial partai yang disebut sebagai tiga wajah partai politik”, ujar Idah.
Lebih lanjut, Idah menjelaskan bahwa wajah pertama adalah wajah partai dalam ranah kekuasaan, baik eksekutif maupun legislatif.
Menurutnya, dengan Partai Golkar yang kini berada dalam lingkar kekuasaan di Boalemo, melalui posisi Wakil Bupati dan empat kursi di DPRD maka partai harus benar-benar menunaikan amanah rakyat sebaik mungkin.
“Kekuasaan bagi Partai Golkar bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan mendorong kemajuan daerah. Jika tanda-tanda pengkhianatan terhadap kepentingan rakyat muncul, maka saat itu juga partai akan kehilangan legitimasi politik di mata rakyat”, tegasnya.
Pada wajah kedua, Idah menekankan pentingnya basis suara partai dan kedekatan dengan rakyat.
Ia menilai bahwa penguasaan akar rumput menjadi kunci kemenangan Partai Golkar di setiap momentum politik.
“Kita harus memanfaatkan kesempatan menjalankan amanah kekuasaan dengan penuh tanggung jawab. Kader Golkar harus menjadi pemberi solusi atas setiap masalah rakyat, bukan justru menjadi sumber masalah”, jelasnya.
Sementara itu, wajah ketiga menurut Idah adalah wajah internal partai. Ia menyoroti pentingnya Partai Golkar terus memperkuat kelembagaan yang demokratis, modern serta terbuka terhadap perbedaan dan gagasan baru.
“Partai Golkar harus mampu melakukan modernisasi organisasi, mengelola perbedaan secara sehat, dan melahirkan ide-ide baru untuk kepentingan publik”, pungkas Idah.














