Demo London Ricuh: 425 Penangkapan, Rahasia di Balik Protes Palestina?

Demonstrasi Pro-Palestina di London Ricuh, 425 Ditangkap!

Aksi demonstrasi pendukung Palestine Action di London berakhir ricuh, Sabtu (6/9) waktu setempat. Polisi Inggris melaporkan penangkapan massal hingga 425 orang dalam demonstrasi yang diikuti sekitar 1.500 peserta tersebut. Unjuk rasa yang diorganisir Defend Our Juries ini diwarnai bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.

Para demonstran membawa poster bertuliskan “I oppose genocide, I support Palestine Action”. Sejumlah demonstran meneriakkan “Shame on you” dan “Met Police, pick a side, justice or genocide” sebagai bentuk protes atas tindakan polisi. Penangkapan yang dilakukan sejak awal demonstrasi meningkatkan tensi. Bentrokan semakin memanas saat polisi memaksa sejumlah demonstran yang menolak ditangkap.

Petugas dilaporkan menggunakan pentungan dan seorang demonstran mengalami luka hingga berlumuran darah. Terjadi aksi dorong-dorongan, teriakan, dan lemparan botol plastik ke arah petugas. Deputy Assistant Commissioner Claire Smart menyatakan petugasnya dipukul, ditendang, diludahi, dan dilempari oleh demonstran. “Perlakuan ini tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.

Baca Juga :  Serangan Brutal Rusia: Bayi Tewas, Puluhan Luka di Ukraina

Namun, Defend Our Juries membantah klaim tersebut. Mereka menyebut polisi yang memulai tindakan agresif dan tuduhan kekerasan terhadap demonstran dinilai “tidak masuk akal”. Lebih dari 25 orang menghadapi dakwaan penyerangan petugas dan pelanggaran ketertiban umum, sementara sisanya ditahan berdasarkan Undang-Undang Terorisme. Aksi berlangsung sekitar delapan jam.

“Dan saya dianggap teroris? Itu leluconnya,” ujar Mike Higgins, seorang demonstran tuna netra berusia 62 tahun yang menggunakan kursi roda, yang pernah ditangkap sebelumnya dan berencana hadir kembali dalam aksi serupa. “Saya sudah pernah ditangkap dengan tuduhan terorisme, dan mungkin hari ini akan ditangkap lagi. Tentu saya akan terus datang, karena saya tidak punya pilihan lain.”

Baca Juga :  Balita Gaza Selamat dari Maut, Kisah Haru Evakuasi ke Italia

Larangan pemerintah Inggris terhadap Palestine Action memicu kritik. Sebelumnya, aksi serupa telah mengakibatkan lebih dari 700 penangkapan dan 138 orang didakwa dengan Undang-Undang Terorisme. Kepala HAM PBB, Volker Turk, mengkritik pelabelan Palestine Action sebagai organisasi teroris, menilai tindakan tersebut “menyalahgunakan bobot hukum antiterorisme” dan berpotensi membatasi kebebasan sipil.

“Tindakan terorisme seharusnya hanya dikaitkan dengan aksi yang menyebabkan kematian, luka serius, atau penyanderaan,” kata Volker Turk.

Baca Juga :  Kapal Kemanusiaan Tantang Blokade Gaza: Mandela Dukung Armada Spanyol

Pendiri Palestine Action, Huda Ammori, menyebut larangan tersebut sebagai bencana bagi kebebasan sipil. “Larangan ini menciptakan efek dingin yang luas terhadap kebebasan berbicara,” tegasnya. Palestine Action mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk penulis ternama asal Irlandia, Sally Rooney, yang berjanji mendonasikan hasil karyanya untuk mendukung aksi melawan genosida.

Israel menolak tuduhan genosida. Namun, banyak negara, organisasi HAM, dan akademisi menilai tindakan Israel di Gaza menunjukkan pola genosida sistematis. Pemerintah Inggris menekankan bahwa pelarangan Palestine Action tidak mempengaruhi kelompok pro-Palestina atau pro-Israel lainnya yang melakukan kampanye damai. Selain demonstrasi yang berujung penangkapan massal, London juga menjadi tuan rumah pawai pro-Palestina lain dengan sekitar 20.000 peserta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *