KABARREPUBLIK.ID — Demo terkait kenaikan tunjangan DPR yang berlangsung di berbagai daerah tidak sepenuhnya murni. Aparat menemukan indikasi penyusupan yang memicu aksi anarkis seperti pembakaran dan penjarahan. Bukti di media sosial memperlihatkan sejumlah peserta demo di Solo ternyata datang dari Cempaka Putih, Jakarta. Kondisi serupa juga muncul dalam aksi di Lampung.
Polri menegaskan keseriusannya membongkar dalang kerusuhan. Penyidik menduga orang suruhan yang dibayar sengaja masuk untuk memicu kekacauan. Karena itu, tim khusus mencari siapa aktor intelektual sekaligus siapa yang mendanai aksi tersebut.
“Polri akan bergerak berdasarkan bukti lapangan. Sealin itu, kami akan terus menarik benang merah, mencari pelaku di lapangan, mengungkap aktornya dan menemukan siapa pemberi dana”, tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di RS. Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
Polisi Tangkap Pelaku Penjarahan
Sebelumnya, polisi menangkap sejumlah orang yang menjarah rumah Uya Kuya, Eko Patrio dan Ahmad Sahroni. Hasil penyelidikan menunjukkan para pelaku bukan warga sekitar lokasi kejadian.
Hal ini berbeda dengan kasus penjarahan di kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani. Aparat terus memeriksa pelaku baru setiap hari, sementara data jumlah total masih mereka himpun.
“Kami sudah menangkap beberapa orang dan jumlahnya terus bertambah. Informasi resmi akan kami sampaikan setelah data lengkap”, jelas Listyo Sigit.
Selain itu, selama unjuk rasa pada 25–31 Agustus 2025, Polri mengamankan 3.195 orang di 15 Polda seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 55 orang berstatus tersangka, 2.753 masih menjalani pemeriksaan dan 387 orang sudah dipulangkan.
Presiden Prabowo Tekankan Tindakan Tegas
Presiden Prabowo Subianto juga menanggapi kerusuhan ini. Ia meminta aparat menindak tegas pelaku perusakan fasilitas umum. Menurutnya, kebebasan berpendapat tetap harus dihormati, tetapi tindakan anarkis tidak boleh dibiarkan. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya langkah hukum tegas untuk menjaga ketertiban nasional.
Polisi kini terus memburu jaringan yang berada di balik kerusuhan. Aparat bertekad memastikan setiap pelaku bertanggung jawab penuh atas tindakannya.














