Cegah Bahaya IRET, Densus 88 Antiteror Edukasi Siswa SMK Negeri 4 Kota Gorontalo Lewat Sosialisasi

Tim cegah satuan tugas wilayah (Satgas wilayah) Densus 88 Antiteror Polri bersama Guru, Tenaga Pendidik dan Siswa SMKN 4 Kota Gorontalo, Kamis (04/12/2025). (Foto: Tim Cegah Densus 88/YI).

KABARREPUBLIK.ID — Tim Cegah Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Gorontalo Densus 88 Antiteror Polri menggelar sosialisasi pencegahan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET) di SMK Negeri 4 Kota Gorontalo, Kamis (04/12/2025).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman pelajar mengenai ancaman ideologi kekerasan yang menyasar generasi muda.

Dalam pemaparannya, tim Densus 88 menjelaskan bahwa kelompok radikal kini aktif menyebarkan pengaruh melalui ruang digital maupun interaksi sosial.

Baca Juga :  Gusnar Pacu Penurunan Stunting, Gorontalo Bidik Angka 20 Persen di 2025

Aktivitas pelajar yang tinggi di media sosial membuat mereka lebih rentan terpapar.

“Anak-anak muda sering menjadi sasaran propaganda, terutama melalui konten yang tampak positif tetapi menyimpan pesan terselubung. Karena itu, kewaspadaan harus dibangun sejak dini”, ujar salah satu anggota Tim Cegah Densus 88.

Baca Juga :  Dari Enam Kepala Daerah Di Gorontalo, Hanya Walikota Yang Memaki Rakyatnya Sendiri

Tim juga menekankan pentingnya kemampuan memilah informasi, terutama konten bermuatan kebencian dan ajakan kekerasan.

“Kami mendorong siswa untuk tidak mudah percaya pada ajakan yang mengarah pada intoleransi. Laporkan jika menemukan indikasi penyebaran paham radikal di sekitar kalian”, tambahnya.

Selain itu, guru dan tenaga pendidik diminta aktif menciptakan lingkungan belajar yang toleran dan inklusif. Kerja sama antara sekolah dan aparat keamanan dinilai penting untuk memperkuat ketahanan pelajar.

Baca Juga :  Visi Besar Walikota Gorontalo, Kandas Di Tangan Kepala Puskesmas Sipatana

Sebagai penutup kegiatan, anggota Densus 88 kembali mengingatkan peran generasi muda dalam pencegahan dini.

“Kami berharap siswa SMK Negeri 4 dapat menjadi bagian dari upaya menjaga lingkungan sekolah agar tetap aman dan bebas dari pengaruh ideologi kekerasan”, pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *