KABARREPUBLIK.ID – Proyek pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) di Terminal Leato terancam gagal. Program nasional ini bahkan bisa berpindah ke daerah lain jika konflik dengan warga tidak segera terselesaikan.
Pemerintah Kota Gorontalo berencana mengosongkan sekaligus membongkar bangunan kafe di atas lahan proyek. Namun, warga langsung menolak rencana tersebut dan menilai kebijakan itu merugikan masyarakat.
Wali Kota Adhan Dambea menghadapi situasi ini dengan cara yang dinilai kurang humanis. Ia justru terlibat adu mulut dengan warga. Ketegangan makin memanas ketika Roni Sidiki, anggota GRIB Jaya, maju menantangnya. Akibatnya, wibawa Wali Kota dianggap runtuh di hadapan publik.
Lebih buruk lagi, Wali Kota melontarkan kata-kata kasar kepada masyarakat. Tindakan emosional itu membuat banyak pihak kecewa karena seorang pemimpin seharusnya menjaga sikap di tengah tekanan.
Para pemilik kafe menyatakan mereka memiliki hak atas lahan eks Terminal Leato. Mereka sudah berpuluh tahun menjalankan usaha di lokasi itu dan merasa pemerintah seharusnya memperlakukan mereka dengan adil.
Warga juga menilai pemerintah bertindak terburu-buru. Menurut mereka, pemerintah tidak pernah mengundang pemilik bangunan untuk berdialog, apalagi menggelar musyawarah sebelum memutuskan rencana pembangunan KNMP.
Karena itu, pemilik kafe bertekad bertahan. Mereka menolak pengosongan lahan dan siap menghadapi jika pemerintah memaksa membongkar bangunan mereka.
Sejumlah kalangan menilai situasi ini bisa berujung kericuhan. Mereka menyarankan agar pemerintah pusat memindahkan program KNMP ke daerah lain demi menghindari benturan antara pemerintah dan rakyatnya sendiri.














