KABARREPUBLIK.ID – Tim Cegah Satgaswil Gorontalo Densus 88 Anti Teror bersama Subdit IV Kamneg Intelkam Polda Gorontalo menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di SMA Negeri 6 Kota Gorontalo, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 100 peserta yang terdiri atas guru dan siswa, dengan tujuan memperkuat pemahaman generasi muda terhadap bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Dalam pemaparannya, IPDA Teguh Pribadi, S.E., menjelaskan pentingnya mengenali sejak dini ciri-ciri paham yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
Menurutnya, intoleransi muncul ketika seseorang tidak menghargai perbedaan, memaksakan kehendak, dan menolak pandangan orang lain.
“Radikalisme biasanya ditandai dengan sikap anti terhadap kebhinekaan, menolak hormat bendera, dan enggan menyanyikan lagu kebangsaan”, ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa paham terorisme merupakan bentuk ekstrem dari radikalisme yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan tertentu.
“Paham ini berbahaya karena sering memandang pemerintah sah sebagai musuh atau kafir. Karena itu, siswa harus waspada terhadap tanda-tanda paparan, seperti enggan mengikuti upacara atau menolak simbol negara”, tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 6 Gorontalo, Dr. Yolanda Pateda, M.Pd, mengapresiasi langkah Densus 88 yang turun langsung ke sekolah dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena dapat memperkuat karakter siswa dan membentengi mereka dari pengaruh ideologi ekstrem. Pembinaan seperti ini penting untuk membangun kesadaran nasional di kalangan pelajar”, ujarnya.
Sebagai penutup, Tim Cegah Densus 88 mengajak para pelajar mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan sebagai dasar menjaga persatuan, sekaligus menumbuhkan semangat kebangsaan agar generasi muda menjadi garda terdepan penolak ideologi pemecah bangsa.














